Berkah Istiqamah di Bulan Rajab
Ada seorang wanita yang tinggal disekitaran Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis), dia memiliki rutinitas unik. Bila tiba bulan Rajab, satu dari bulan yang diagungkan Allah SWT dalam QS.At-Taubah ayat 36. Wanita itu i'tikaf di Masjidil Aqsha dengan menggunakan baju (selimut) bulu-bulu, baju paling simpel waktu itu, dan dia membaca zikir surat al-Ikhlas sekitar 12.000 kali. Dia tak pernah tinggalkan rutinitas amalannya itu setiap bulan Rajab tiba, sampai kematian jemputnya.
Bulan Rajab memang bulan yang penuh keberkahan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, jika bulan Rajab ialah bulan Allah, bulan Sya'ban ialah bulanku (bulan Nabi Muhammad SAW), dan bulan Ramadhan ialah bulan umatku (umat Nabi Muhammad SAW, umat Islam).
Tiap masuk bulan Rajab, Nabi Muhammad SAW mengajari doa ke beberapa teman dekat, yakni : "Allahumma baariklanaa fii rajaaba, wa sya'baana, wa ballighnaa ramadhaan."
Arti dari doa itu ialah : Ya Allah, berilah keberkahan ke kami di bulan Rajab ini, di bulan Sya'ban, dan berikanlah (panjangkanlah usia) kami ke bulan Ramadhan.
Karena mungkin ingin menghargai, sekalian ‘memancing' barakah dari bulan Rajab itu, wanita itu jalankan ibadah zikirnya itu secara istiqamah, meskipun tidak ada bimbingan khusus dari Rasulullah SAW atau beberapa teman dekat yang lain.
Masalah beribadah yang namanya zikir ini, menurut opini sebagian besar ulama, memanglah tidak ada bimbingan khusus seperti beribadah shalat, puasa, wudhu dan lain-lainnya. Tiap orang dapat mempraktikkan zikir kapan pun, dimanapun serta sekitar apa, sesuai kondisi dan kekuatannya, tidak ada batas khusus. Perintah Al-Qur'an dalam melakukan zikir cuman memiliki sifat global : Yaa ayyuhal ladziina aamanudzkurullaaha dzikran katsiiran, wa sabbikhuuhu bukratan wa ashiilaa. Namun beberapa ulama menggaris-bawahi, bacaan yang dibaca dalam zikir itu seharusnya ialah ayat-ayat (surat) Al-Qur'an, beberapa kalimat thayyibah yang diberikan Rasulullah SAW, shalawat, dan doa-doa. Nabi Muhammad SAW memang mengajari zikir khusus pada beberapa peristiwa tertentu, misalnya sesudah shalat 5 waktu, di saat sore dan pagi, dan lain-lainnya, tapi tidak memiliki sifat harus, tapi cuman sunnah saja.
Tidak ada keterangan tentu bagaimana wanita di Masjidil Aqsha itu jalankan zikirnya yang 12.000 surat al-Ikhlas itu. Keliatannya lumayan berat, tapi sebetulnya tidak semacam itu, karena surat al-Ikhlas benar-benar pendek dan gampang dihafalkan. Jika digerakkan sepanjang satu bulan (anggapan sekitar 30 hari), sebetulnya tidak terlampau berat. Dua belas ribu kali, memiliki arti 400 kali setiap harinya, jika dibaca sesudah shalat 5 waktu, memiliki arti 80 kali, dan itu tidaklah sampai sepuluh menit bila dibaca tartil (tidak begitu lambat atau cepat).
Saat umurnya semakin tua dan dia berasa ajalnya semakin dekat, wanita itu berwasiat ke anak lelakinya, supaya dia dikafani dengan selimut bulu-bulu yang umum dipakainya untuk i'tikaf di Baitul Maqdis dan melakukan zikir dengan surat al-Ikhlas di bulan Rajab itu. Atau sekurang-kurangnya, selimut bulu-bulu itu diikutkan (turut dipendamkan) saat dia disemayamkan. Saat wanita itu wafat, anak lelakinya itu malu untuk mengkafaninya dengan selimut (baju) bulu-bulu itu, yang kondisinya telah tua dan kumal, apa lagi dia terhitung orang yang berkecukupan. Dia beli kain yang berkualitas bagus dan bernilai mahal untuk mengkafani mayat ibunya.
Saat malam harinya, anak lelaki itu mimpi berjumpa ibunya pada kondisi geram. Ibunya itu berbicara, "Saya tidak suka padamu karena kamu tidak ingin melakukan warisanku."
Anaknya itu terjaga pada kondisi ketakutan. Dia selekasnya ambil selimut bulu-bulu punya ibunya dan selekasnya pergi ke penyemayaman dengan bawa cangkul (atau alat penggali). Dia terus mengeruk sampai kedalaman tertentu, tapi rupanya dia tidak mendapati mayat ibunya. Dia ketidaktahuan sekalian ketakutan, jangan-jangan ini karena kekeliruannya karena tidak melakukan warisan ibunya. Mendadak kedengar suara tanpa bentuk bergema disekelilingnya, "Bukankah kamu ketahui jika sebenarnya orang yang berbakti ke Kami dalam bulan Rajab, tidak Kami diamkan sendirian"
Post a Comment for "Berkah Istiqamah di Bulan Rajab"